Di suatu
kebun dan pusat peternakan milik seorang pengusaha muda, konon beberapa ekor
binatang saling beradu argumentasi diantara sesama mereka tentang peranan dan
sumbangsih terhadap tuan pemilik kebun. Seekor Kerbau dengan bangganya
mengatakan bahwa dialah yang paling berjasa kepada tuan pemilik kebun itu
karena selain harganya tinggi saat dijual, dia juga yang paling berperanan
mengangkut bibit dan hasil panenan kebun itu, bahkan mengangkut semua bahan
makanan untuk binatang yang ada dikebun tersebut, dan menuduh bahwa Anjing
merupakan seekor binatang yang paling tidak berguna karena pekerjaannya hanya
menggonggong sementara makanannya harus sesuai dengan makanan tuannya, akhirnya
anjing itupun merasa bersedih dan meninggalkan kerumunan para binatang itu
pergi menyendiri di dibawah sebuah pohon nan rindang tepat di sudut pintu
gerbang masuk ke kompleks kebun tersebut.
Dan seekor
kucing kemudian berkata “ Aku juga berjasa besar kepada Tuan kita karena akulah
yang memburu dan memangsa tikus-tikus yang merusak tanaman di kebun ini
sehingga panenannya melimpah dan sang tuan kaya raya, tidak mau kalah seekor ayam juga berkata
bahwa dialah yang paling berjasa karena telurnya selain banyak untuk dijual
bahkan telurnya dimakan sang tuan sebagai perbaikan gizi dan menambah vitalitas
seksualitas, tanpa pudding bolehkah kalian bayangkan bagaimana jadinya si tuan
?
Beberapa
ekor babi yang ada ditempat itu terbaring diam membisu tanpa ekspresi, karena
mereka sadar diri bahwa selama hidup kegiatannya hanya makan dan tidur, untuk
membuang tinjanya sendiri tidak mampu bahkan harus dimandikan, mending diam,
ngomong juga tidak ada yang mau diandalkan seiring berharap-harap cemas tidak
akan dijadikan bahan ejekan paling hina dari himpunan binatang lainnya.
Ditengah-tengah
hiruk pikuk perdebatan para kawanan binatang itu, Tuan pemilik kebun memasuki
pintu gerbang dengan raut wajah suram, letih dan lesu karena sesuatu beban
pikiran berat, tiba-tiba seekor anjing menghampiri dan meloncat ke hadapan sang
tuan, dengan cekatan sang tuan memangku dan memeluk anjing tersebut sambil
mengelus-elus kepala anjing, sang anjing juga dengan akrab mengelus-elus
pinggang si tuan dengan ekornya sedangkan lidahnya menjilat dada sang tuan
hingga terasa geli, ditengah keasikan bercanda ria itu tiba-tiba sang tuan berujar : “Hanya
engkau yang paham perasaanku, disaat aku letih dan sedih kau menghiburku"
Dalam
kehidupan kita sehari-hari baik itu dalam dinamika kehidupan sosial, politik,
ekonomi maupun dalam berbangsa dan bernegara sering terjebak dalam sikap merasa
paling berjasa, paling besar, paling mampu, paling berkuasa, dan banyak lagi
paling–paling yang lain. Sikap egosentris seperti inilah yang mengakibatkan
tumpulnya kepekaan hati kecil para elit politik yang hanya sibuk memikirkan
kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar