Minggu, 20 Mei 2012

MENCAPAI INDONESIA MERDEKA OLEH BUNG KARNO (5)


GUNANYA ADA PARTAI
Kita bergerak karena kesengsaraan kita, kita bergerak karena ingin hidup yang lebih layak dan sempurna. Kita bergerak tidak karena “ideal” saja, kita bergerak karena ingin cukup makanan, ingin cukup pakaian, ingin cukup tanah, ingin cukup perumahan, ingin cukup pendidikan, ingin cukup minimum seni dan kebudayaan,–pendek kata kita bergerak karena ingin perbaikan nasib dalam segala bagian dan cabang-cabangnya.
Perbaikan nasib ini hanyalah bisa datang seratus persen, bilamana masyarakat sudah tidak ada kapitalisme dan imperialisme. Sebab sistem inilah yang sebagai kemadean tumbuh di atas tubuh kita, hidup dan subur dari kita, hidup dan subur dari tenaga kita, rezeki kita, zat-zat milik masyarakat kita.
Oleh karena itu, maka pergerakan kita janganlah pergerakan yang kecil-kecilan; pererakan kita itu haruslah pada hakekatnya suatu pergerakan yang ingin merobah sama sekali sifatnya masyarakat, suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan masyarakat sampai kesulur-sulurnya dan akar-akarnya, suatu pergerakan yang sama sekali ingin menggugurkan sistem imperialisme dan kapitalisme. Pergerakan kita janganlah hanya suatu pergerakan yang ingin rendahnya pajak, janganlah hanya ingin tambahnya upah, janganlah hanya ingin perbaikan-perbaikan kecil yang bisa tercapai hari-sekarang,–tetapi ia harus menuju kepada suatu transformasi yang menjungkirbalikkan sama sekali sifat masyarakat itu, dari sifat imperialistis-kapitalistis menjadi sifat yang sama-rasa-sama-rata. Pergerakan kita haruslah dus suatu pergerakan yang pada hakekatnya menuju kepada suatu “ommekeer” (pembalikan_oleh penyalin) susunan sosial.
Bagaimana “ommekeer” susunan sosial bisa terjadi? Pertama-tama oleh kemauannya dan tenaganya masyarakat sendiri, oleh “immenente krachten” masyarakat sendiri, oleh “kekuatan-kekuatan rahasia” dari masyarakat sendiri. Tetapi tertampak-keluarnya, lahirnya, jasmaninya, oleh suatu pergerakan Rakyat jelata yang radikal, yakni oleh massa aksi. Tidak ada suatu perobahan besar di dalam riwayat dunia yang akhir-akhir ini, yang lahirnya tidak karena massa aksi. Tidak ada transformasi di zaman akhir-akhir ini, yang tanpa massa aksi. Massa aksi adalah senantiasa menjadi penghantar pada saat masyarakat-tua melangkah ke dalam masyarakat yang baru. Massa-aksi adalah senantiasa menjadi paraji[i] pada saat masyarakat-tua yang hamil itu melahirkan masyarakat yang baru. Perobahan di dalam zaman Chartisme di Inggris di zaman yang lalu, perobahan rubuhnya feodalisme di Prancis diganti dengan sistem demokrasi borjuis, perubahan-perubahan matinya feodalisme di negeri-negeri Eropa yang lain, perubahan-perubahan rontoknya sistem kapitalisme bagian per bagian sesudah pergerakan proletar menjelma di dunia,–perubahan-perubahan itu semuanya adalah “diparaji” oleh massa-aksi yang membangkitkan sap-sapan dari pada Rakyat. Perubahan-perubahan itu dibarengi dengan gemuruhnya banjir pergerakan Rakyat-jelata.
Partailah yang memegang obor, partailah yang berjalan di muka, partailah yang menyuluhi jalan yang gelap dan penuh dengan ranjau-ranjau itu sehingga menjadi jalan terang. Partailah yang memimpin massa itu di dalam perjuangannya merebahkan musuh, partailah yang memegang komando daripada barisan massa. (Bung Karno)
Maka kitapun, bilamana kita ingin mendatangkan perubahan yang begitu maha-besar di dalam masyarakat sebagai gugurnya sistem imperialisme dan kapitalisme, kita pun harus bermassa-aksi. Kita pun harus menggerakkan Rakyat jelata di dalam suatu pergerakan radikal yang bergelombangan seperti banjir, menjelmakan pergerakan massa yang tadinya onbewust dan hanya raba-raba itu menjadi suatu pergerakan massa yang bewust dan radikal, yakni massa-aksi yang sadar akan jalan dan maksud-maksudnya. Sebab, massa-aksi bukanlah sembarangan pergerakan massa, bukanlah sembarangan pergerakan yang orangnya ribuan atau berjuta-juta. Massa-aksi adalah pergerakan massa yang radikal. Dan massa-aksi yang bermanfaat seratus prosen hanyalah massa-aksi yang bewust dan insyaf; oleh karena itu maka-massa-aksi yang manfaat adalah dus: suatu pergerakan Rakyat jelata yang bewust dan radikal.
Welnu, bagaimanakah kita bisa menjelmakan pergerakan yang onbewust dan ragu-ragu dan raba-raba menjadi pergerakan yang bewust dan radikal? Dengan suatu partai! Dengan suatu partai yang mendidik Rakyat jelata itu ke dalam ke-bewust-an dan keradikalan. Dengan suatu partai, yang menuntun Rakyat jelata itu di dalam perjalanannya ke arah kemenangan, mengolah tenaga Rakyat-jelata itu di dalam perjuangannya sehari-hari,–menjadi pelopor dari pada Rakyat jelata itu di dalam menuju kepada maksud cita-cita.
Partailah yang memegang obor, partailah yang berjalan di muka, partailah yang menyuluhi jalan yang gelap dan penuh dengan ranjau-ranjau itu sehingga menjadi jalan terang. Partailah yang memimpin massa itu di dalam perjuangnnya merebahkan musuh, partailah yang memegang komando daripada barisan massa. Partailah yang harus memberi ke-bewust-an pada pergerakan massa, memberi kesadaran, memberi keradikalan.
Oleh karena itu, maka partai sendiri lebih dulu harus partai yang bewust, partai yang sadar, partai yang radikal. Hanya partai yang bewust dan sadar dan radikal bisa membikin massa menjadi bewust dan sadar dan radikal. Hanya partai yang demikian itu bisa menjadi pelopor yang sejati di dalam pergerakan massa, dan membawa massa itu dengan selekas-lekasnya kepada kemenangan dan keunggulan. Hanya partai yang demikian itu bisa membikin massa-aksi yang bewust, massa-aksi yang dus dengan cepat bisa mengundurkan stelsel yang menjadi buah perlawanannya.
Orang sering mengira: kita barulah bisa menang kalau Rakyat Indonesia yang 60.000.000 jiwa itu semuanya sudah masuk suatu partai! Pengiraan yang demikian itu adalah pengalamunan yang kosong, pengalamunan yang mustahil, pengalamunan yang tidak perlu terjadi. Jikalau kemenangan baru bisa datang bilamana Rakyat Indonesia yang 60.000.000 itu semuanya sudah masuk suatu partai, maka sampai lebur-kiamatpun kita belum bisa menang. Sebab Rakyat yang 60.000.000 itu tidak bisa semuanya menjadi anggota partai, mustahil semuanya bisa menjadi anggota partai.
Tidak! Kemenangan tidak usah menunggu sampai semua Rakyat jelata secindil-abangnya masuk suatu partai! Kemenangan sudah bisa datang, bilamana ada satu partai yang gagah-berani dan sadar menjadi pelopor-sejati daripada massa, yang bisa memimpin dan bisa menggerakkan massa, yang bisa berjuang dan menyuruh berjuang kepada massa, yang perkataannya menjadi undang-undang bagi massa dan perintahnya menjadi komando bagi massa. Kemenangan sudah bisa datang, bilamana ada satu partai yang dengan gagah berani pandai memimpin dan membangkitkan kesadaran massa aksi!
Lihatlah misalnya perjuangan Tiongkok dulu, lihatlah pergerakan di Mesir sepuluh-limabelas tahun yang lalu, lihatlah pergerakan kaum proletar di Eropa. Di semua negeri itu pergerakan tidak berwujud “tiap-tiap hidung menjadi anggota”, tetapi adalah suatu partai pelopor yang berjalan di muka memanggul bendera: di Mesir dulu Partai Wafd, di Tiongkok dulu partai Kuo Min Tang, di dalam pergerakan proletar De Internasionale. Partai-partai pelopor inilah yang menjadi motornya massa, pengolahnya massa, kampiunnya massa, komandannya massa. Partai-partai pelopor inilah yang mengemudikan massa-aksi.
Oleh karenanya, buanglah jauh-jauh itu pengiraan salah, bahwa lebih dulu “tiap-tiap hidung harus menjadi anggota”! Tidak, bukan lebih dulu “tiap-tiap hidung harus menjadi anggota”, bukan lebih dulu semua Rakyat jelata secindil-abangnya harus memasuki partai, tetapi Marhaen-Marhaen yang paling bewust dan sadar dan radikal harus menggabungkan diri di dalam suatu partai pelopor yang gagah-berani! Marhaen-Marhaen yang paling bersemangat, Marhaen-Marhaen yang paling berkemauan, paling sadar, paling rajin, paling berani, paling keras hati,–Marhaen-Marhaen itulah sudah cukup untuk menggerakkan massa-aksi yang hebat dan bergelora dan yang datang pada kemenangan, asal saja tergabung di dalam satu partai pelopor yang tahu menggelombangkan semua tenaganya massa.
Suatu partai-pelopor? Ya, satu partai-pelopor, dan tidak dua, tidak tiga! Satu partai saja yang bisa paling baik dan paling sempurna,–yang lain-lain tentu kurang baik dan kurang sempurna. Satu partai saja yang bisa menjadi pelopor!
Memang: lebih dari satu pelopor, membingungkan massa; lebih dari satu komandan, mengacaukan tentara. Riwayat duniapun menunjukkan, bahwa di dalam tiap-tiap massa-aksi yang hebat adalah hanya satu partai saja yang menjadi pelopor berjalan di muka sambil memanggul bendera. Bisa ada partai lain-lain, bisa ada perkumpulan lain-lain, tetapi partai-partai yang lain itu pada saat-saat yang penting hanyalah membuntut pada partai-pelopor itu,– ikut berjuang, ikut memimpin, tetapi tidak sebagai komandan seluruh tentaranya massa, melainkan hanya sebagai sersan-sersan dan kopral-kopral saja. Pada saat “historische momenten” maka menurut riwayat dunia adalah satu partai yang dianggap oleh massa “itulah laki-laki dunia, marilah mengikut laki-laki dunia itu”!
Tetapi partai mana yang bisa menjadi partai-partai-pelopor di dalam massa-aksi kita? Partai yang kemauannya cocok dengan kemauan Marhaen, partai yang segala-galanya cocok dengan kemauan alam, partai yang memikul alam dan terpikul alam. Partai yang demikian itulah yang bisa menjadi komandannya massa-aksi kita. Bukan partai borjuis, bukan partai ningrat, bukan “partai-Marhaen” yang reformis, bukanpun “partai radikal” yang hanya amuk-amukan saja,–tetapi partai-Marhaen yang radikal yang tahu saat menjatuhkan pukulan-pukulannya. Serang pemimpin kaum buruh pernah berkata: “Partai tak boleh ketinggalan oleh massa; massa selamanya radikal; partai harus radikal pula. Tetapi partai tidak boleh pula mengira, bahwa ia dengan anarcho-syndicalisme lantas menjadi pemimpin massa. Partai harus memerangi dua haluan: berjuang memerangi haluan reforis, dan berjuang memerangi haluan anarcho-syndicalist.”
Welnu, partai yang digambarkan oleh pemimpin inilah,–yang dus tidak lembek, tetapi juga tidak amuk-amukan saja, melainkan konsekuen-radikal yang berdisiplin–, partai yang demikian itulah yang bisa menjadi partai-pelopor. Masyarakat sendiri akan menjatuhkan hukuman atas partai-partai yang tidak demikian: mereka akan didorong olehnya ke belakang menjadi paling mujur “partai sersan” saja, atau akan disapu olehna samasekali, lenyap dari muka-bumi. Oleh karenanya, Marhaen, awas! Awaslah di dalam memilih partai. Pilihlah hanya itu partai saja, yang memenuhi syarat-syarat yang saya sebutkan tadi!
Partai yang demikian itulah yang menuntun pergerakan Rakyat jelata, mengubah pergerakan Rakyat jelata itu dari onbewust menjadi bewust, memberikan pada Rakyat jelata bentukan alias konstruksi daripada pergerakannya, membikin terang pada Rakyat-jelata apa yang dituju dan bagaimana harus menuju, menjelmakan pergerakan Rakyat jelata yang tadinya hanya ragu-ragu dan raba-raba saja menjadi suatu massa-aksi yang bewust dan insyaf,–suatu massa-aksi, yang karenanya, segera memetik kemenangan.
Partai yang demikian itulah partai yang dibutuhkan oleh kaum Marhaen!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar